Setiap kejadian kecil pun ada hikmahnya …




Minggu, 29 November 2009

NILAI UKHUWAH




Salam dan jabat tangan
Senyum dan saling dekapan
Tausyiah Tanya kondisi iman
Itulah nikmat Tuhan

Berapa banyak hari
Yang kita lewati
Bersama dalam dakwah ini
Dalam cinta Illahi

Reff :
Oh… begitu indahnya nilai ukhuwah
Oh…begitu mahalnya nilai ukhuwah
Bersatu tegakkan kalimatullah
Bersaudara dalam kasih saying Allah

Oh…saudara, jangan kau abaikan ini
Sekali bertemu sulit tuk pergi
Jangan lupa untuk kembali
Kutunggu kehadiranmu di sini

Sadarilah saudaraku
Kau sangat berarti
Bersama bahu membahu
Perkuat barisan ini

Kita tak pernah goyah
Dan takkan menyerah
Walau berbagai cobaan melanda
Kita tetap istiqomah

Back to reff



Andai waktu bisa kembali, ku rindu saat2 kebersamaan itu lagi. Di mana ikatan ukhuwah ini terasa sangat erat, berkorban bukanlah hal yang harus dipikirkan dua kali. Ya Rabb, sampaikan salam kerinduan ini pada para mujahid di sana. Ridhoilah perjalanan panjang mereka dan pertemukan kembali kami di dalam Jannah-Mu. Amin...........



Senin, 16 November 2009

DaWAi, inspiring nasyid

Give thanks to Allah
For the moon and the stars
Prays in all day full
What is and what was

Take hold of your iman
Don’t givin to shaithan
Oh you who believe
Please give thanks to Allah

Allahu Ghafur Allahu Rahim
Allahu yuhibbul Muhsinin
Huwa Kholiquna huwa Roziquna
Wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir

Allah is Ghafur, Allah is Rahim
Allah is the one who loved the Muhsinin
He is a creator, he is a sistainer
And he is the one who has power over all


Itulah kira2 bunyi lirik nasyid ‘Give Thanks to Allah’-nya Zain Bikha yang menjadi lagu wajib dalam Lomba Nasyid Akhwat se-Jogja. Diselenggarakan oleh KMFM UGM tgl 14 Nov ’09 di Gedung A2 FMIPA UGM dalam rangka memeriahkan Muslimah Fair 2009. Memperebutkan tropi dari Gubernur Jogja, tropi Depag dan tropi dari Rektor UGM. Dengan mendatangkan juri dari kalangan ANN (Mba Ome) dan dari personil tim nasyid ‘Tiara’ (Mba Candy). Rencananya, para tim yang jadi peserta lomba ini akan dimasukkan ke dalam ANN dan bakal ada pembinaan yang lebih intensif dari ahlinya. Jadi selain unjuk kebolehan, peserta juga bakal dapat ‘tiket masuk’ ANN.

Publikasi lomba banyak yang disebarkan via sms ke beberapa akhwat. Bagi kalangan munsyidah, hal ini dicari2 banget. Setelah lama menanti dan hanya bisa berkutat di daerah sendiri, akhirnya bisa juga unjuk kebolehan di depan umum (maksudnya, di hadapan khalayak akhwat lainnya…). Bisa melihat tim nasyid lain plus dapat hiburan. Cuma mbayar pendaftaran 20.000 rupiah, dapat banyak hal berharga termasuk saudara n pengalaman.

Dari UNY sendiri, ada 2 tim nasyid akhwat yang cukup eksis yang mengikuti lomba. ‘Az Zahro’ dan ‘DaWAi’. Padahal salah satu personil Az Zahro adalah pelatihnya Dawai. Hehe, murid lawan guru gitu. Gak masalah kan, jadi rival sehari… Belum tentu juga guru yang menang. Tiap tim kan punya karakter dan gaya masing-masing. So, Pe-De aja lagi.

Persiapan lomba bisa dibilang cukup singkat, hanya memakan waktu 5 hari. Dari latihan di sela2 kesibukan. Menyiapkan vocal, iringan, koreografi, kostum, dan sebagainya. Sempat timbul sedikit masalah, tapi yang namanya hidup kan gudangnya masalah. So, hadapi aja dengan kepala dingin dan selesaikan dengan baik. Gak usah diambil pusing, rebut, apalagi sampai membatalkan lomba. ‘Tul gak ?

Pas hari H, beberapa tim udah datang dari jam 7 untuk registrasi ulang dan mengambil nomor urut peserta. Rencana mau dimulai jam 8 tapi ternyata MC-nya baru cuap2 jam 9. Di Indonesia banyak pohon karet, apakah itu sebabnya masyarakatnya jadi suka ngaret ??? Wallahu ‘alam.
Setelah dibuka dengan salam, tilawah dan sambutan2 (biasa formalitas gitu…) akhirnya tibalah saat unjuk gigi tsb.

Az Zahro kebagian jatah urutan ke-4, setelah sebelumnya diloby untuk mundur dikit  dari urutan 3 karena ada peserta yang bocking minta urutan pertama. Ada kepentingan mendesak, katanya. Saat maju ke depan, Dawai yang notabene adalah adik angkatannya Az Zahro memberikan support yang bener2 meriah. Maklum, sedang berada di kawasan orang. Jadi rasa kebersamaan bisa dibilang tinggi. Jadi terharu, hiks2…
(give thanks to Dawai………)

Dipoles dengan gaya ‘rap’, Az Zahro pun menampilkan Give Thanks to Allah-nya. Kemudian alunan music Sunda pun mengalir mengiringi “Pematang”-nya Gradasi sebagai lagu pilihan. Agak nervous sih, katanya. Padahal udah ‘tua’, tapi belum pernah ikut lomba. Hehe, maklum aja yach.

Di urutan ke-5, ada Dawai yang menampilkan give Thanks to Allah dengan gaya paduan suara. Kedengaran biasa aja sih. Tapi pas bagian ‘mocopat’, para peserta dan juri jadi terkagum2 bahkan mengabadikan moment tsb di hp kamera mereka. Weleh2, belum apa2 udah  jadi artis duluan nih. Dilanjutkan dengan “Remaja Peduli”-nya EdCoustic yang merupakan cerminan karakter Dawai : kompak dan rame. Bener2 berekspresi, khas anak muda. Emang saya udah tua ya ???

Setelah nampil, beberapa personil ada yang pulang karena punya urusan masing2. Namanya juga aktivis ya, tapi hebat lho bisa sempet2nya ber-nasyid. Sisanya tetep nonton peserta lain. Beberapa tim ada yang menambahkan alat music seperti gitar, keyboard, biola dan iringan dari laptop. Unik, karena rata2 gak nyambung antara suara sama ringannya. Mungkin karena kurang persiapan jadi belum match. Dan penampilan peserta berakhir pukul 12an.

Rencana awal, setelah nonton pengen langsung pulang. Ternyata, kata MC bakal ada pengumuman pemenang dan ada penampilan Mba Candy dengan tim ‘Tiara’-nya. Ya udah, daripada penasaran kan eman2. Mending nunggu aja toh bisa jalan2 keluar sebentar nyari udara segar.

Setengah jam kemudian, tibalah saat mendebarkan tsb. Sebelum mengumumkan, para juri yang awalnya kelihatan seram saat menilai ternyata narsis ‘n gaul juga, memberikan sedikit lomentar tentang penampilan para peserta, mulai dari seragam, sandal, suara, music, koreo dan lain2. Cukup bikin geli peserta sendiri, mengingat kekurangan masing2. Nah, saat mengumumkan pemenangnya, gak tau kenapa para peserta kompak hening dan berdoa dalam hati. Ya iyalah, namanya juga mengharap bisa menang.

Dan pemenangnya diurutkan dari no-3, yaitu tim ‘Syakira’ yang kelihatan wah dengan kostumnya. Juara 2 adalah dari tim ‘Narisda’ dari SMA berapa….. gitu di Jogja (lupa dari mana ‘n emang untuk domisili Jogja). Nah, tambah tegang saat nunggu untuk Juara 1. Dan pemenangnya diraih oleh……………………………..

“ D a W A I ”

Alhamdulillah wa syukurillah…..
Nasyid dari UNY gak sia2 datang ke saudara tuanya, dapet juga tuh juara. Setelah berpelukan saking terharunya, salah satu personil mewakili tim berdiri di depan untuk diperkenalkan ke peserta lainnya. Oh……… ini toh juaranya, gitu mikir mereka kali ya. Selamat buat ‘Dawai’, terbukti kan murid bisa lebih baik dari guru. Hehe…
Untuk pengambilan hadiah, Dawai diminta untuk hadir saat Seminar Kemuslimahan Nasional yang akan diadakan KMFM UGM tgl 21 Nov ’09. Dan juga diminta untuk tampil menghibur peserta seminar. Hweleh2, udah menang, dapet jura, dapet tenar-nya juga ya.

Yups, ternyata nasyid akhwat juga gak kalah hebat ma nasyid ikhwan.
Bahkan rencana, ANN bakal menggarap dengan serius untuk pembinaan para munsyidah ini.
Jadi, jangan mau kalah ma ikhwan (lho..???)
Tetep semangat menyalurkan potensi dan hobi, yang penting caranya benar dan buat dakwah…
Senang dapat, ridho Allah pun dapat.

Semoga Dawai bisa menginspirasi akhwat2 lain yang mungkin punya keinginan bernasyid tapi belum punya kesempatan dsb.


Kamis, 05 November 2009

MENCARI SAHABAT SEJATI

Serasa terjaga dari mimpi
Setelah aku sadari
Engkau berlabuh hanya di kala suka
Tiada kala ku duka
Itulah persahabatan yang engkau tawarkan
Tak pernah nyata,
Betapa kecewanya ku padamu,
Betapa kecewa, sahabatku..........

Tiba-tiba saja syair itu terlantun dengan mulusnya dari lisanku dan mataku sembab karenanya. Syair lagu yang awalnya sangat tidak berkenan di hatiku, kini seperti teman pelipur lara. Bukan tanpa sebab, rasa kecewa itu datang setelah sekian lamanya ku tahan. Dan aku sudah tak ingin lagi untuk terus-menerus bersikap manis. Sesekali aku ingin luapkan perasaan terluka ini. Aku ingin protes, berteriak, mengatakan apa yang kuinginkan selama ini. Aku ingin didengarkan. Aku ingin diperhatikan. Aku lelah untuk terus mengalah. Aku lelah jadi tempat mengadu, tapi tak pernah bisa sebaliknya. 
Dan bla, bla, bla.........

Tapi, apa yang kulakukan ?
Aku hanya menangis di tepat tidur, memeluk guling. Sesenggukan sambil lirih menyanyikan syair lagu ”Itulah persahabatan” yang penyanyinya tak kuketahui siapa. Ya, aku tetap saja menahannya di sini. Di hati ini dan di ruangan kecil yang biasa disebut orang sebagai kamar tapi bagiku adalah ’istana’. Pengecut !! Aku menangis dan terus menangis hingga kelelahan. Akhirnya tertidur.

Esoknya, aku akan terbangun dengan masih menyimpan luka. Meskipun bisa tersenyum, tapi sebenarnya aku tak memperhatikan mereka secara diam-diam. Meskipun bercanda dan tertawa, tapi kutahu hatiku hambar. Dan aku berusaha untuk menjaga jarak dari mereka sampai aku benar-benar merasa sendiri. Ya, sendiri mungkin adalah pilihan yang lebih baik. Bukankah aku terlahir ke dunia seorang diri, menjalani hidup sendiri dan akan mati seorang diri juga ??? Lalu, mengapa aku harus mengharapkan ada seseorang atau banyak orang untuk menemaniku ? Impossible !!! Aku yakin aku masih bisa bertahan meskipun seorang diri. Aku pasti kuat !

..................................................................

Tiba-tiba aku merasa sangat sendirian. Apa-apa kukerjakan sendiri, kufikirkan sendiri, hingga aku jadi pusing sendiri. Setiap kali ada yang berusaha menolongku, ku tolak dengan alasan aku bisa melakukan semuanya sendiri tanpa harus dibantu siapapun. Padahal, sebenarnya aku butuh. Tapi entahlah, sepertinya ego masih menguasaiku. Dan aku menjadi sangat kesepian. Apakah aku butuh teman ?

..................................................................

Malam ini aku merasa suntuk sekali. Tiba-tiba mataku tertuju pada rak buku sebelah atas, tempat buku-buku diary-ku bersembunyi. Sepertinya sudah lama aku tak menyentuhnya. Entah karena aku terlalu sibuk atau terlalu malas untuk hanya sekedar menulis 1 kata saja. Ku buka halaman pertama, kutemukan secarik kertas. Oh ya, itu adalah ucapan selamat milad dari salah satu sahabatku. Agak konyol juga karena dia menempelkan foto-fotoku di sana dan mengomentarinya dengan kata ’kadang nar-ziz’, ’sok imut’, dan sebagainya. Tapi, ada sebait kalimat yang membuatku tertegun :


Imam ash-Sidiq as berkata ” Saudaraku yang aku paling cintai adalah orang yang membuatku sadar akan kesalahan-kesalahanku”
(Bihar al-Anwae jilid 74, Hal 282)

Aku jadi ingat. Beberapa sahabat kadang menegur atas kesalahanku, tapi seringnya aku marah dan menolak untuk disalahkan. Atau aku mendengarkan namun sebenarnya diam-diam membenci orang tersebut dalam hati. Dan aku jadi mengambil jarak dengan mereka. Tapi kalau dipikir-pikir, sebenarnya mereka baik. Bukankah artinya mereka peduli dan perhatian padaku ?

Entah kenapa aku jadi terkenang semua hal yang pernah kulakukan dengan mereka. Hunting makanan pedes sampai perut mules n duit di kantong ludes, ngobrol macem-macem sampai dini hari n besoknya jadi nguaaaantuk bangettt ! Tukeran oleh-oleh dari mudik lebaran, nyiapin kado milad n kartu ucapan (niatnya mau agak mellow tapi malah jadi ngeledek). Atau bikin lirik lagu, saling berkirim tausyiah, dan masih  banyak lagi. Meskipun kadang juga suka berantem pas lagi rapat atau kepanitiaan, saking bingung atau capeknya. Maklum, sensitivitas tinggi.
Hhhh.............
Tiba-tiba aku jadi sangat rindu semua itu. Aku jadi ingin kembali menyapa, tersenyum dan bercanda dengan mereka. Tapi, bagaimana jika aku kembali dikecewakan ???

Eits, tunggu dulu.
Kecewa ???
Mengapa aku bisa kecewa ???
O ......... ya, tentu saja aku jadi kecewa.
Bukannya selama ini aku melakukan sesuatu yang baik untuk saudaraku dengan harapan agar aku pun diperlakukan sama baiknya oleh saudaraku ?
Dan ketika aku tidak mendapatkan apa yang kuharapkan, aku pun kecewa.
Kecewa dengan buta, tanpa melihat lagi kebaikan-kebaikan sahabatku.
Menjadi sangat membenci mereka, padahal mereka sangat peduli dan sayang padaku.
Gak adil ya...................

Tidak semua manusia mengerti s’gala perasaan
Yang ada di hati kita
Tidak pula dapat selalu memahami
Gejolak jiwa yang ada di hati kita

Janganlah selalu mengharapkan orang lain harus mengerti akan perasaanmu
Walaupun ia adalah sahabat karibmu sendiri

Karena perasaan adalah bahasa hati
Yang akan berubah di setiap waktu

Tiba-tiba aku teringat lirik lagunya Maidany, ’Bahasa Jiwa’.
Astaghfirullah......................
Apa yang kulakukan terhadap sahabatku, ya Allah ......?
Mengapa aku jadi sangat dzolim pada mereka ???
Ya Allah, ampuni aku.
Sahabat, maafkan aku.

Seringkali kita terluka
Tutur kata membekas lara
Kadang jua tanpa sengaja
Gerak laku mengurai duka

Tuk serangkai khilaf yang kuperbuat
Kupinta setangkai maafmu duhai sahabat
Di hening nafas, ku bermunajat
Semoga hatimu tak tertutup erat

(Maaf Tuk Sahabat by Najwa)

.......................................................................

Hhhhh, sebel !
Pengen curhat tapi gak ada tempat !
Ya iyalah, mana sempat ?????
Upsss, koq negatif thinking sih !
Helloooooooooooo........
Siapa sih Aku ?!
Emang aku aja yang lagi puyeng ???
Sahabatku juga kali, malah mungkin lebih puyeng dari aku.
Okay, be POSITIVE .........

Hari ini ia adalah
Orang yang sangat mengerti akan perasaan hatimu
Mungkin esok ia adalah
Orang yang paling tidak memahamimu

Janganlah memaksa
Karna saudaramu juga hanyalah
Seorang manusia biasa

.....................................................................

Note :
Tulisan ini nyata, ku persembahkan buat sahabat-sahabat semua yang telah hadir dan ikut mewarnai duniaku. Memberikan sejuta kenangan full hikmah yang tak bisa tergantikan oleh apapun. Mohon dimaafkan segala kekurangan n mohon doanya supaya bisa lebih dewasa dalam menata diri.
Special toex Menoel, Voldemort, Wafa n Adiex : Jazakumulloh khoir, kalianlah inspirasi itu .........
Afwan namanya disamarkan, takut ntar terkenal melebihi aku. Hehe, peace (^_^)v
Luv U all, cuz Allah.