Setiap kejadian kecil pun ada hikmahnya …




Senin, 28 Desember 2009

DI KAKI BUKIT

Di kaki bukit bergunung batu
Di lembah yang penuh berkah
Ku menangis tersedu-sedu
Memanggil-manggil namamu

Di kaki bukit bergunung batu
Di lembah yang penuh berkah
Terguncang-guncang pundakku
Mengadukan sgala dukaku

Lihatlah di sana
Palestina teraniaya
Disiksa, dihina
Terluka, ternoda
Terusir dari negrinya

Lihatlah di sini
Nusantara menangis lagi
Gempa menghampiri
Banjir mendatangi
Dengan saudara saling memusuhi

Andai kau ada di sisi
Kau besarkan hati kami
Dengan janji Yang Maha Tinggi
Hingga kami bangkit berani

Andai kau ada di sisi
Kau persaudarakan kami lagi
Saling cinta-menyintai
Melebihi darah sendiri

Tapi kini kau telah pergi
Tinggallah kami sendiri
Luka hati smakin tak terperi
Tak ada yang mengobati

Di kaki bukit bergunung batu
Di lembah yang penuh berkah
Tak putus-putus airmataku
Menahan rindu kepadamu

Ya Rasulullah
Ke mana kami adukan semua ini ?

" 7 tahun Masehi... "


7 tahun masehi…
Aku masih membisu,
Mengungkung rindu dalam raga beku,
Mengekang amarah hingga lelah,
Gamang,
Sejak kau ucapkan kata : aku akan pulang

Sepenggal episode hadir menjelang
Desember yang kelam
Selepas rembulan 23 Ramadhan
Aku tergugu,
Menyesali sejumput semu
Yang buatku kehilanganmu,
Nuraniku…
Seketika aku mati
Bersama jasadmu yang sewangi melati

7 tahun masehi…
Aku masih berlari
Mengejar bayangmu yang kadang menghadiri,
Berharap kau ada di sisi,
Menemani,
Sayang kau tlah pergi
Dan aku kembali mati

Demi bintang,
Kembalikan jiwaku yang lapang,
Biar kuwarnai semesta hingga benderang
Agar kututup senja berselimut tenang
Sebelum mengucap kata : aku akan pulang


Jumat, 25 Desember 2009

Maen Gundu

Gundu, atau istilah umumnya kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukurannya sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.

Yang suka memainkannya biasanya anak-anak, laki-laki atau perempuan sama saja. Gak kenal gender, adil to? Waktu kecil, saya dan adik suka mengoleksi beberapa gundu yang bentuknya unik. Sekarang sih, emang gak lagi. Tapi mungkin dari situlah, hobi saya mengoleksi yg unik2 terbentuk. Wallahu’alam.

Sekedar nostalgia aja, sebelum nulis postingan tentang lagu anak Jambi. Lagi2 lagu, ya gimana ya??? I like sing a song, sich …. Apalagi neh lagi mudah banget nirunya, chordnya juga mudah. Coba aja!



“ Maen Gundu ”

Do do re mi
Do do re mi
Fa mi re

Re re mi fa
Re re mi fa
Sol fa mi

Mi mi fa sol
Mi mi fa sol
Fa mi re

Re re mi fa
Re re mi fa
Mi re do

Maen gundu, maen gundu
Di laman
Jangan lupo, jangan lupo
Makan …

Maen gundu, maen gundu
Di ladang
Jangan lupo, jangan lupo
Sembahyang …


Hehe, simple kan? Tapi ada pesan yang terkandung di dalamnya. Buat anak kecil, diingatkan lewat nyanyian itu terkesan tidak menghakimi tapi menyadarkan. Oh iya, jangan keasyikan main. Ingat makan, ingat sembahyang. Gitu …

Klo yg udah gedhe, gak perlu lagi kan diingatkan begitu? Klo masih, berarti kita sama donk dengan anak kecil. Selamat bermain gundu... ( lho ??? )




Musin Duren


Bulan Desember, biasonyo di Jambi lagi musim durian atau orang kito nyebutnyo ‘Duren’. Sempat dibikin ngiler samo kawan, pas dio bilang hargo duren lagi murah2nyo. Dak nanggung-nanggung, sekok tu seribu. Dasarnyo doyan kali yo, dengar gitu be lah pengen. Sayang, jauh di negeri orang. Yang ketemu pun, hargonyo 10 kali lipat. Kapan balek yo?
Nah, buat hiburan ado postingan lagu anak daerah Jambi ne. Jangan ketawo dulu….


“ Musim Duren”

Musim duren tibo
Baunyo lah nyengat
Orang di dusun
Lah tegak pondok ngadang

Kalu angin datang
Senang nian ati
Tedengar bunyi ‘buk!’
Tengoklah kalu iyo

Ado yang dijual
Ado yang dimakan
Sisonyo jadi tempoyak


Kwak.. kwak..kwak…
Ingat pertamo kali dengar lagu ne, pas kelas 5 SD. Tegelak2 samo mama beduo, ado2 be yg bikin lagu ne. tapi, kalu dipikir2 sekarang ne, cukuplah jadi pengobat rindu. Alhamdulillah, kemaren sempat nyicip duren. Gratis pula. Dasar! Gitulah gawe anak perantau kos2an, mahasiswa pulak!




Lirik Lagu Anak Jambi "Kelintang"


Ting tang ting ting ting ting
Terdengar bunyi kelintang
Kironyo kelintang bedentang ditabuh orang
Gedebak gedebik betingkah pulolah gendang
Tetawak ketawo gelaknyo kepung kepang

Tuo mudo turun bekumpulnyo di halaman
Jauh dekat datang besalam saling besalam
Segalonyo suko mendengar bunyi kelintang
‘Nak gadis menari kepala goyang-goyang

Reff :
Senang nian hati mendengar dentang kelintang
Rasonyo lah badan melayang terbang melayang
Turunlah berayun beranyut ilir ke ilir
Badan lah tesangkut pilihlah tanah pilih

' LAYAR KEINSAFAN '

Sepi benar senja ini
Bayunya semilir, menganak ombak kecil
Jalur ufuk pula mengemas terang
Kapal dan layar terkapar

Mengapa nantikan senja
Barukan terdetik, pulang ke pengkalan
Gusar malam menghampiri
Ku tewas di lautan

Tuhan layarkanku ke arah cinta-Mu
Tuntuniku menggapai redha-Mu
Rimbunan kasih-Mu ku berteduh
Kepada-Mu ya Tuhan
Berikan secebis keinsafan
Bekalan sepanjang perjalanan
Mencari ketenangan

c/o
Biar Kau menjadi saksi
Tulus tangisku kala dini hari
Kesempatan yang hanya sebentar
Moga keikhlasanku terlakar
Berikanlah ku hidayah
Agar dikuatkan iman yang lemah
Moga diberkati hidup ini
Menuju bahagia yang kekal abadi

Pada-Mu Tuhan
Kan kuserahkan cinta kepada-Mu

Harapanku moga dikurniakan
Manisnya iman berpanjangan
Moga lautan hilang gelora 

ODA BUMI ANBIA

by : Siti Nurhaliza


(Prologue)
Izinkanlah aku bercerita
Sebuah kisah yang telah engkau tahu
Dari kaca TV dan di dada-dada akhbar
Kau sendiri melihat dan mendengarinya, bukan?
Penginayaan satu bangsa terhadap satu bangsa yang lain
Beginilah apabila kemanusiaan di penghujung kewarasan

Merengkok tubuh mungil
Diatas pasir berbumbung langit
Entah apalah dosanya
Rebah dihinggap peluru yang tak bermata

Berkawat lasykar angkuh
Dibalik jentera perisainya
Berselendangkan senjata
Tiada belas nuraga nun dihatinya


c/o
Dunia bagai pejamkan mata
Serta terpasung tangannya
Tidak mampu berbuat apa
Sedangkan mungkar beraja ... oh
(ohh mengapa? .... ohhh)


(Monologue)
Netzarim, Khan Yunis, Gaza, Jenin, Nablus dan sepanjang tebing barat
Hari demi hari
Lasykar angkuh ini terus mengganas mencari mangsanya
Kanak-kanak atau orang tua
Tidak mengapa
Pada mereka sama sahaja!!!

Mengalir darah merah
Di atas bumi suci Anbia
Laungan Intifada
Bergema membakar
Semangat perjuangan


Solo dan ulang c/o


(Epilogue)
Sampai bila...?
Sampai bilakah penindasan dan
kekejaman ini akan berterusan?
Sampai bilakah bumi Anbia ini akan terus
menyaksikan pertumpahan darah?
Sampai bila rakyatnya harus terus
terkapai-kapai mencari keadilan dan kebebasan?


Aku sendiri menanti jawabnya...


(tuk setiap muslim di dunia, apa jawab kita ????)

Rabu, 23 Desember 2009

" Batanghari... "


 
Batanghari aeknyolah tenang
Biakpun tenang deraslah ketepi
Anaklahnyo Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi
Anaklah Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi

 
Jalanlah jalan ke Ojong Jabong
Singgah sebentar di Penyaguan
Oy rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan

Pegi besantai ke Tanggo Rajo
Nampaklah jelas Jambi Seberang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang


Batanghari kebanggaan Jambi
Sungai tepanjang sebatas negeri
Pojoklahnyo hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Pojoklah hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
 

' Orang Kayo Hitam '


Rang Kayo Hitam gagah perkaso
namonyo agung di mano-mano
Sampai mataram orang ngenali
Usahkan pulo di Batanghari

Ayah benamo Datuk Berhalo
Turunan Turki asal bagindo
Putri Pinang masak namo ibunyo
Dari Pagaruyung pulo datangnyo

Reff :
Suto....
Orang Kayo Hitam agung di mano-mano
Keris Siginjei senjato yang utamo

Rang Kayo Pingai dulur yang tuo
Yang bijaksano mimpin negeri
Kedataran lamo dulur yang mudo
Hulubalang Sebo dio digelari

Mayang Mangurai istri setio
Anak Temenggung Merah Mato
Meriam Si Jimat penjelmaannyo

Egung Sitimang pulo ibunyo


Senin, 21 Desember 2009

" Perempuan Cahaya di Taman Dzikir "

Album : Hitam Putih
Munsyid : Al Faliq


Taman dzikir, taman hening
Taman perempuan cahaya ... 2x

Panas matari hujan air mata rindu
Menyemai taman zikir taman doamu
Mawar-mawar yang dia kirimkan padaMu
Tumbuh merekah, hiasi sajadah
Yang terus memanjang pada sisa kala

Di taman zikir, taman hening yang mawar itu
Kau temui ribuan perempuan cahaya
Menjelangnya, memohon untuk merengkuhmu

Tlah kau tumpukan, penuh awan-awan asa
Dan kau dekap pelangi MahabbahNya
Kau fana yang memanjati langit ma'rifatNya

Di taman zikir, taman doa dan nafasMu
Di tengah perempuan, perempuan cahaya
Kau menjaga dengan air mata

Di taman zikir
Taman doa dan nafasMu
Di tengah perempuan, perempuan cahaya
Nyala masa yang tersisa
Demi hasrat abadi itu

(Renungan):
Tuhan... Bila sujudku padaMu
Karena aku takut neraka
Bakar aku dengan apiNya
Bila sujudku padaMu
Karena damba syurga
Tutup untukku syurga itu
Namun bila sujudku demi Kau semata
Jangan palingkan wajahMu
Tuhan... Aku rindu menatap keindahanMu

Sungguh telah Dia fanakan dirimu itu
Tetapi tidak cintamu kepadaNya
Sebab di taman zikir, Doa dan nafasMu
Oh cintaMu dan kekasih adalah baka.

Sabtu, 05 Desember 2009

" DOA KALBU "



Di malam penuh bintang
Di atas sajadah yang kubentang
Sedu sedan sendiri
Mengadu pada Yang Maha Kuasa

Betapa naif diriku ini
Hidup tanpa ingat pada-Mu
Urat nadiku tahu aku hampa

Di malam penuh bintang
Di bawah sinar bulan purnama
Kupasrahkan semua
Keluh dan kesah yang aku rasa

Sesak dadaku menangis pilu
Saat kuurai dosa-dosaku
Di hadapan-Mu
ku tiada artinya

reff :
Doa kalbu tak bisa aku bendung
Deras bak hujan di gurun sahara
Hatiku yang gersang
Terasa oh.. tentram

Hanya Engkau Yang Tahu siapa aku
tenangkanlah seperti malam ini
Sucikan diriku selama-lamanya

Doa kalbu...

Rabu, 02 Desember 2009

DAWAI : Dakwah Wanita Islami...



Ahlan wa sahlan, sahabatku
Hari ini kita bertemu
Dalam ukhuwah yang berpadu
Smoga Allah kekalkan slalu

Ahlan wa sahlan, saudaraku
Dawai hadir tuk menghiburmu
Mari dengarkan syair merdu
Nasyid Islami penyejuk qolbu

Bukan karna kangen padaku
Bukan pula ngefans laguku
Tapi niat kita bertemu
Hanya untuk Allah Yang Satu

Dengan nasyid kami menyeru
Dengan nasyid mengajakmu
Kepada Allah... Kepada Allah...

Reff :
Dawai..... dakwah wanita islami
Dawai..... nasyid inspirasi
Dawai..... mari bersama menyanyi
Lejitkan potensi diri, raih ridho Illahi


Lirik & Arr : Najwa
Vocal : DaWAi

Bunda, kata orang....


Bunda,
Kata orang kau sudah tua…
Keriputmu menghiasi muka
Dengan gelombang putih di kepala
Namun bagiku,
Kau tetap terlihat belia…
Karena pendar wajah bercahaya
Jejak wudhu yang tak pernah alpa

Bunda,
Kata orang kau juga janda…
Pendamping tercinta tiada
Dan tinggallah dua permata
Namun bagiku,
Kau pengantin muda
Yang menanti setia suatu hari-Nya
Bersua pujangga di taman Surga


Bilik Najwa, 2 Desember 2009
03:55 WIB

Sajak "Ibu"

Ibu,
ruh yang membangkitkan rasa
menggelorakan rasa
menentramkan jiwa

Ibu,
Kata yang menginspirasi
mengetuk nurani
ekspresi cinta sejati

Ibu,
muara yang tak pernah kering
mengucap hening
berbulir bening

Ibu,
prosa wibawa
tak kenal putus asa
syair humanis
senantiasa menangis
kasihnya tak berbalas
sayangnya sungguh ikhlas

Dialah sahabat terbaik di dunia
guru terbijak di semesta
izinkanlah daku meminta
dengan segenggam doa sederhana
"Smoga Ibu slalu disayang-Nya"

" DENTING JIWA "

Desau angin menyapa hati
Tenggelamku dalam sunyi
Butir bening perlahan bergulir
Terisakku dalam dzikir

Denting sepi membuai mimpi
Lenaku mencari arti
Riak gelisah menderu di kalbu
Bersujudku penuh haru

Reff :
Duhai Penguasa Hati

Tenangkan jiwaku ini

Aku lemah, aku hina

Ketika cinta meraja


Wahai Pemilik Jiwa

Tenangkan hati yang lara

Tuntunlah aku menapak hidupku

Cinta-Mu yang aku rindu


Syair kelam menghias malam
Terpaku ku dalam diam
Untaian kata merajut asa
Terjagaku dalam doa

Back to reff



Lirik & Arr : Najwa
Munsyidah : DaWAi