dengan nggubah lagu Ye Eun Wonder Girl "Hello to myself"
Kebetulan April masih musim semi di beberapa bagian dunia,
Indonesia mah gak jelas musim hujan atau kemarau...
So, tambahin foto snowdrop
kesannya jadi - gua banget ^^
Hello, This is April 2012, a lovely spring Where are you ? How close are you To the dream that I wanted so bad? Here,
I'm still falling and crying again
I'm hurt and tired and have no strength to get up
But you would probably see me and smile Hello to myself , hello to myself … Will you comfort me, saying don't cry ? Hello to myself, hello to myself … Will you tell me that I can do it? Hello hello, don't cry … Hello hello, get up …
How are you - how is it to fulfill your dream ?
Doesn't it hurt when you pinch yourself ?
Or is it sometimes boring because it's become a normal routine for you ?
If you ever get lonely and tired,
Will you remember me, who used to dream here ?
Hello to myself, hello to myself … Will you think of me here and smile ? Hello to myself, hello to myself … Will you be happy to the point where your heart overflows ? Hello hello, smile … Hello hello, just like that …
Hello to myself, hello to myself … Will you think of me here and smile ? Hello to myself, hello to myself … Will you not forget me, who used to dream ? What's the best thing you can do for yourself ?
" Hari ini Anti sangat gembira karena Anti mau ketemu sama Papa Anti.
Sangat rindu sama Papa Anti.
Anti nggak pernah melihat Papa Anti.
Anti sangat ingin melihat muka Papa Anti.
Anti sangat sayang sama Papa Anti.
Kalau Papa udah datang, Anti langsung memeluknya.
Mungkin kalau Anti melihat Papa Anti, Anti langsung peluk dan Anti cium.
Anti sangat ................... sayang sama PAPA.
Anti minta digendong ah
Nanti Anti mau bilang sama Jihan ah "
--------------------------------------------
Tanpa sengaja aku menemukan tulisan ini. ditulis di dalam buku les Anti, sepupu kecilku yang berumur 8 tahun. Anak ini suka asal nulis diary, tapi aku salut dan terharu membaca setiap tulisannya.
Hari ini dia dapat kabar bahwa Papanya yang sudah lama tinggal di Malaysia dan tak pernah menghubunginya, kemarin menelpon ibunya di Riau, menanyakan kabar Anti. Tentu saja ibunya langsung menjawab, bahwa Anti ada di Jambi. Memang, Anti tinggal di rumahku dan bersekolah di Jambi. Itu karena dia sendiri yag mau. Betapa senang hati Anti, apalagi saat tahu kemungkinan Papanya akan datang menemuinya. Kasihan anak itu, semenjak ortunya bercerai, ia tak pernah lagi melihat Papanya. Sebagai anak yang polos, ia tak mengerti permasalahan ortunya, yang ia tahu hanyalah betapa sayang dan rindunya ia pada Papanya.
Tuhan, aku mungkin bukan kakak yang baik. aku tak bisa berikan apa yang terbaik untuknya. Namun, aku tahu hanya Engkau yang mampu membahagiakannya. maka izinkanlah mereka bertemu, pasti mereka saling merindukan dan akan sangat bahagia jika bisa dipertemukan. Amin............
Aku diam bukan karna lemah Aku diam bukan karna takut Aku diam karna aku merasa bersalah Aku diam karna tak mau ribut Aku diam bukan karna sombong Aku diam bukan karna tak peduli Aku diam karna pikiranku kosong Aku diam karna hatiku sakit sekali Dalam diam aku tetap melihatmu Dalam diam aku tetap mendengarmu Dalam diam aku menyayangimu Dalam diam aku mendoakanmu Maka biarkan aku diam Maka biarkan aku diam Biarkan aku diam Biarkan aku diam
Sebelum ke Jogja,aku sempatkan mampir ke Jakarta. Selain untuk istirahat - maklum perjalanan masih satu hari lagi - aku juga pengen lihat pertunjukan wayang orang Bharata yang diselenggarakan di Gedung Bharata Purwa di daerah Senen. Berbekal niat, pengetahuan medan yg kurang dan budget terbatas, sampailah juga aku di sana.Karena pertunjukan dimulai jam 20.00 WIB sedangkan sekarang baru pukul 16.00, niatnya aku mau mencari penginapan untuk beristirahat sejenak dan meletakkan bawaan yg lumayan besar kalo dibawa masuk nonton wayang. Tapi oleh salah seorang bapak yang ada di sana, aku disuruh menunggu di lobi saja karena sebenarnya aku juga punya janji dengan Mbak Dini (teman fb-ku) jam 17.00.
Sambil menunggu, aku ngobrol dengan security di sana mengenai perkumpulan ini dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Waktu berlalu serasa sangat lambat, karena sambil menunggu Mbak Dini, aku hanya bisa lihat-lihat para pemain sedang latihan dari atas balkon. Tapi penantian ini gak sia-sia, meskipun telat akhirnya Mbak Dini datang dan mengajakku makan ketoprak di samping Gedung Bharata. Sambil makan, kami ngobrol banyak hal, mengenai diri masing-masing hingga perwayangan Indonesia. Meskipun belum tahu betul seluk-beluk dunia wayang orang apalagi kisah Mahabharata dan Ramayana yang sering ditampilkan, tapi rasa penasaranku sanggup membuatku anteng mendengarkan cerita-cerita Mbak Dini.
Pukul 19.00 (kurang lebih), kami masuk ke dalam gedung. Di ruang lobi, aku dikenalkan kepada petugas reservasi (Pak Yunus) yang ramah dan humoris. Selain itu, ada Pak Rasman yang nantinya berperan sebagai Gareng. Mbak Dini dan Pak Rasman asyik berdiskusi, sedangkan aku hanya bisa jadi pendengar setia yang sekali-sekali melihat sekelilingku yang sudah mulai ramai didatangi penonton.
Hal yang membuatku deg-degan adalah ketika Mbak Dini bersedia mengantarkanku ke ruang rias para pemain. Gimana gak, aku bisa ketemu dengan Mas Kenthus, Mas Senthun, Mas Agung, Bu Surip dan Mbak Widuri yang selama ini cuma bisa kulihat lewat layar televisi atau internet. Sempat-sempatnya foto dengan mas Kenthus.
Tapi jadi gak enak nih, gangguin orang lagi dandan. Kebetulan, musik gamelan telah berkumandang. Kami dipersilahkan untuk masuk ke ruang pertunjukan. Beruntung banget, Mbak Dini memesankan kursi VIP deretan kedua dari depan. Jadi aku bisa melihat dengan jelas, sambil merekam beberapa adegan menarik.
Lakon malam ini adalah "Prabu Tugu Wasesa". Dimulai dengan tarian Tri Tunggal yang dibawakan 3 orang pemain senior wanita. Dilanjutkan dengan adegan 1 bertempat di kerajaan Astina. Prabu Duryudana yang diperankan oleh penari senior Bapak Kies Slamet, mendengar kabar dari Adipati Karna (Mas Kenthus) bahwa Werkudara sedang pergi dari Jodipati meninggalkan keluarganya. Timbul niat jahatnya untuk menyerang para Pandawa. Tiba-tiba muncul prajurit kerajaan Gilingwesi menyerang Astina di bawah pimpinan Ontowaseso. Adipati Karna kalah dan Prabu Duryudana terluka terkena panah, kemudian mengungsi ke Amarta untuk meminta bantuan para Pandawa.
1 # Ontowaseso vs Adipati Karna
Muncul para punakawan yang mbanyol habis, masak anak-anak pada bohongin Semar demi bisa dapetin duit. Kalo dipikir-pikir, anak-anak sekarang juga sering begitu kan?
Tiba-tiba, Mbak Dini nyela. Kalo mau foto-foto lagi bareng para pemain sekarang aja. Mumpung punakawan masih pada mau nembang en joget-joget. Aku pun keluar mencari Mbak Mita, temennya Mbak Dini di ruang rias. Tapi aku risih sendiri, soale belum terbiasa ke sana sendirian. Karna gak ketemu Mbak Mita, akhirnya Mbak Dini keluar dan aku pun sempat foto dengan Mas Agung yang nantinya akan berperan sebagai Arjuna.
Habis foto, kami kembali ke dalam karena sebentar lagi kemunculan tokoh favorit Mbak Dini. Setelah asyik joget-joget ria ala Bagong, tak lama kemudian muncul Raden Abimanyu yang dimainkan oleh Mas Senthun. Tariannya yang halus gemulai, bikin yang ngeliat jadi sempoyongan. Hehe, secara beliau kan profesional.. Wajar kalo Mbak Dini ngefans banget.
Has come and gone away In Jogja and Rome But I wanna go home ... Maybe surrounded by A million people I Still feel all alone I just wanna go home ...
Another aeroplane Another sunny place I am lucky, I know But I wanna go home ....
Hmmmm, I've got to go home... Let me go home, I'm just too far from where you are I wanna come home ... Let me go home, I've had my run Mummy, I'm done I gotta go home ... Let me go home, It will all be alright I'll be home tonight I'm coming back home ...
( "Home" dgn beberapa perubahan Lagu asli milik Michael Buble )
Tulisan ini kupersembahkan untuk
saudari2ku yang kucinta karena Allah.
Semoga bermanfaat dan kita tetap bisa
saling menasehati. Amin ....
Suatu hari, saya pernah diminta
untuk mengisi kajian sebuah LDF dengan tema “Muslimah Gaul tapi Syar’I”.
Sebelum mengiyakan permintaan, agak sempat terfikir dalam hati : apa yang
menjadi alasan teman2 memilih tema ini dan mengapa saya yang diminta untuk
menyampaikannya? Apakah saya tergolong gaul dan syar’i atau bagaimana?
Wallahu’alam, saya tidak berani bertanya. Saya berhusnudzon saja, mungkin agar
saya mampu meluruskan kekeliruan selama ini baik pada diri sendiri atau pada
orang lain.
Bismillah, saya terima permintaan
tersebut. Malamnya,saya langsung membuka beberapa buku referensi: Muslimah Ideal,
Agar Bidadari Cemburu Padamu, Fiqh Wanita, Riyadhus Shalihin, The Good Mother, dan
lembar2 fotokopian materi kemuslimahan. Sempat menyesal tidak membuka Kebebasan
Wanita, tapi semoga beberapa catatan saat mengikuti kajiannya turut menambah
referensi.
Esok harinya, saya deg2an.
Bagaimanapun saya masih berfikir, pantaskah saya membawakan materi ini? Ya
Rabbi, saya takut kalau ternyata saya hanya bisa omong doang tanpa mampu
memberi teladan. Tapi bismillah,,, saya berusaha meluruskan niat. Ini demi
kebaikan saya juga, insya Allah. Maka, kajian tersebut dimulailah dengan
pendahuluan : “ Di sini kita belajar memperbaiki diri bersama2, saya belum
tentu lebih baik dari para peserta. “
Materi saya awali dengan pembagian
sub materi : ciri2 muslimah ideal dan muslimah gaul. Sengaja saya dahulukan
tentang muslimah ideal, yang pastinya ini lebih penting ketimbang ‘muslimah
gaul’ yang diminta panitia. Dan sebelum ke materi, saya sampaikan dahulu bahwa
sebagai seorang muslimah sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas
nikmat ‘keselamatan’ yang dibawa Islam melalui Rasulullah saw. Dengan Islam,
wanita menjadi mulia dengan segala hak dan kewajibannya, dengan segala
kekurangan dan kelebihannya. Seandainya para muslimah faham dengan maksud
datangnya risalah ini, risalah yang pertama kali mengangkat tema hak azasi
manusia di dunia, tidak akan ada tuntutan untuk kesetaraan gender dan tidak ada
istilah ‘emansipasi wanita’ atau ‘sejak dahulu, wanita selalu dijajah pria’.
Itu kalau muslimah sudah FAHAM!
Berbicara tentang ideal, mungkin
tidak akan pernah benar2 seratus persen ideal alias sempurna. Karena manusia
yang sempurna sudah tidak ada lagi di zaman ini, tapi mungkin rekaman jejaknya
masih bisa kita baca di Sirah Nabawiyah. Kita juga bisa mencontoh shahabiyah
melalui banyak cerita tentang mereka di berbagai literature, yang shahih
pastinya.
Muslimah ideal secara umum memiliki
ciri-ciri :
· Salimul Aqidah
(Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan
menjerumuskan dirinya dari lubang syirik, sekecil apapun).
· Shahihul Ibadah
(Benar Ibadahnya menurut AlQur'an dan As sunnah serta
terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya).
· Matinul Khuluq
(Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah
kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam
adalah rahmat bagi seluruh alam).
· Qowiyul Jismi
(Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan
bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT).
· Mutsaqoful Fikri
(Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap
berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya).
· Qodirun 'alal Kasbi
(Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa
mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala
kebutuhan hidupnya).
· Mujahidun linafsihi
(Bersungguh-sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya
seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga
berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain).
· Haritsun 'ala waqtihi
(Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya
sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau
sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan
dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT).
· Munazhom Fii Su'unihi
(Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya
teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat
menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik).
· Naafi'un Li Ghairihi
(Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya
seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah
kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada
orang lain).
Saya banyak menekankan ciri-ciri
tersebut, sehingga yang tersimpan di memori saya dan teman2 peserta adalah
bahwa seorang muslimah harus mengikuti syari’at yang telah ditetapkan Allah.
Syari’at sebenarnya untuk kebaikan manusia itu sendiri, jika kita benar2 FAHAM.
Meskipun orang lain mengangkapnya sebuah pengekangan. Saya teringat kutipan
yang saya baca di bukunya Ustadz Salim A. Fillah ‘Agar bidadari cemburu
padamu’, kurang lebih begini : “ Mengapa kita berat untuk melaksanakan
syari’at? Karena tidak ada rasa TAKUT kepada Allah. “ Na’udzubillahi min
dzalik. Jadi, hanya orang2 yang takut pada Allah sajalah yang mampu
melaksanakan syari’at dengan sungguh-sungguh.
Hampir 1 jam materi ini membahas
tentang muslimah idealnya, lalu mana ‘gaul’nya? Sebenarnya mungkin ini yang
ditunggu2 sahabat, tapi saking terlena dengan yang ideal2 tadi sampai hampir
lupa untuk saya sampaikan. Dengan sisa waktu 15 menit, saya coba jelaskan
tentang muslimah gaul.
Sayang sekali saya tidak membawa
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengapa? Saya mau mencoba meluruskan arti dari
kata ‘gaul’ yang selama ini salah. Baru selang beberapa hari, saya sempat membaca
artinya yang ternyata Gaul itu sama dengan HIDUP BERTEMAN atau
BERSAHABAT. Jadi bukan dengan memakai pernak-pernik yang sedang trend atau
melakukan aktivitas yang dibilang mengikuti zaman modern tapi melanggar
syari’at. Bukan itu! Gaul artinya kita mampu bersahabat dengan siapa saja tanpa
membeda2kan, meskipun untuk menjadi sahabat dekat memang sebaiknya dicari
sahabat yang baik agama dan akhlaknya. Gaul juga berarti update informasi bukan
cuma update STATUS. Apalagi di zaman yang serba canggih dan penuh informasi
begini, update info sangatlah penting. Tapi bukan info2 yang sepele, tidak
bermutu, apalagi menyangkut kehidupan pribadi seseorang yang sebenarnya
tidak layak dipertontonkan. Bukan itu! Info yang berguna untuk perbaikan diri,
perbaikan keluarga, bangsa dan negara. Percuma ngaku gaul, tapi tidak mengerti
apa yang sedang terjadi di sekitar kita.
Dan paling penting, tetap jadi diri
sendiri. Tetap pe-de melaksanakan syari’at yang akan menjadi karakter seorang
muslimah.
Di akhir acara, saya mengajak teman2
berseru dengan lantang (anggap saja untuk memperkuat keyakinan) bahwa : KALAU
SUDAH SYAR’I, PASTI GAUL!