Setiap kejadian kecil pun ada hikmahnya …




Selasa, 30 Juni 2009

Rindu kesejukan...

Di tengah padatnya kesibukan,
kadang timbul keinginan untuk lari sebentar,
melepas penat,
menyegarkan fikiran,
menenangkan kegundahan hati.
Dan di sanalah,
di tempat yang banyak airnya,
ku hempaskan segala beban...

Hhhhhhhhhh,
Mau rihlah kok ya gak jadi-jadi?
Hiks, mau pulang juga gak mungkin. Jauh sih... >_<
Ayo2, siapa yang mau ngajak rihlah???

Minggu, 28 Juni 2009

PENCARIAN JIWA

Setiap pencarian jiwa
dimulai dengan kemujuran pemula,
dan berakhir dengan kemenangan,
setelah melewati ujian yang berat.

Sejatinya ujian bukanlah sebuah kekejaman,
tapi untuk mengetahui
seberapa tinggi kefahaman kita akan nilai-nilai hidup,
dan ujian itu akan semakin besar
ketika level kita semakin tinggi.
inilah titik di mana banyak orang yang menyerah,
padahal tinggal sedikit lagi untuk mencapai puncak.

Ingatlah,
masa tergelap di malam hari
adalah saat menjelang fajar.
(Paulo Coelho)

Fiuhhhhhh.....

Fiuhhh...
Hari yang mengesankan.
Segala puji pada-Mu ya Rabbi, atas nikmat nafas sehingga ku bisa merasakan banyak hal di dunia ini.

Tadi pagi ku silaturahim ke tempat temen. Rencana mau masak en makan-makan bareng. Eh, sama abinya temen udah dipancingin ikan dari kolam di belakang rumah. Lumayan, ada ikan mas en mujair. Gedhe-gedhe lagi, langsung aja kita operasi. Awalnya bingung, mau diapain ni ikan? Karena pengen yang beda dari yang biasa dimakan, ya udah tu ikan kita masak mangut aja. Pake bumbu kunir en santan, hmmmm.... aromanya bikin laper. Untung aja udah sarapan, jadi gak nyanyi keroncong ni perut. Hehe

Habis masak, langsung aja kita sikat bareng-bareng. Sambelnya udah dibuatin ama ummi. Eh, udah adzan dhuhur... Tapi karena hidangan udah disiapkan, ya udah makan dulu. Daripada shalat mikirin makan, kan gak afdhol... Bismillah, tu ikan dicomot dagingnya sedikit demi sedikit. Nyam, nyam, nyam, enak juga ya... Kapan-kapan masak gini lagi ahh... Mumpung masih lajang, hehe...

Entah karena masakannya enak atau karena dah laper, tu ikan semuanya ludes, desss.. Padahal tadi ada 10 ekor. Dimakan bertujuh sich, asyiknya kan rame-rame :-)
Habis makan trus shalat, sujud syukur atas rizki yang Allah limpahkan tuk hari ini. Semoga kita menjadi hamba yang selalu pandai bersyukur. amin...

Bentuk kesyukuran lainnya adalah hari ini ku masih diberi nikmat kesehatan. Oleh karena itu, ba'da shalat aku njenguk temen yang lagi dirawat di RS bareng temen-temen. Sempet main petak umpet sama penjaga pintunya, karena yang besuk gak boleh rame-rame, mesti dua-dua. Yah, kelamaan atuh pak.. Bukannya gak mau patuh sama aturan, tapi kan asyiknya rame-rame (jangan ditiru yak...). Kita masuk empat-empat. Tapi gak bareng, jadi si bapak penjaga gak menahan. hehe, bandel juga ya..

Akhirnya, aku bisa melihat sosok temenku yang terbaring di tempat tidur dengan jarum infus menempel di lengan kanannya. Kaciman temen ni anak, udah kurus, kecil eh malah sakit lagi... Moga cepet sembuh ya pren, biar bisa makan banyak. Hehehe, makanan di RS kan gak enak :-)

Sepulang dari RS, ku terus menerus mengingatkan diri dan berdoa. " Ya Allah, semoga dengan menjenguk temen yang sakit, aku jadi semakin menyadari betapa berharganya kesehatan yang Kau berikan. Ya Allah, jadikan aku hamba yang pandai merawat diri dan apa yang telah Kau beri. Amin..."


Selasa, 16 Juni 2009

10 DAYA TARIK KEPRIBADIAN



·         Jadilah moralis niscaya Anda akan meraih pujian
·         Perlihatkan perhatian anda pada orang lain
·         Optimis dan bergairah
·         Rendah hati kepada setiap orang
·         Jangan sekali-kali marah
·         Senyum
·         Jangan lupa memberikan hadiah
·         Perhatikan fisik dan penampilan anda
·         Kuasai dengan baik seni berbicara
·         Kuasai dengan baik seni mendengar dan menyimak


Apa Temperamen Anda ?


Ketika berhadapan dengan orang lain, terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, anda akan merasa cocok dengan orang yang anda hadapi dimana anda merasa memiliki kemiripan sifat dengan orang tersebut. Kedua, anda justru merasa sama sekali tidak cocok dengan orang yang anda hadapi, dimana orang tersebut memiliki perilaku, kebiasaan, dan sifat yang 100% berbeda dari anda.

Kira-kira, mengapa hal ini terjadi? Ya, benar sekali. Karena kita semua berbeda. Apa yang berbeda? Penampilan? Suku? Tingkat penidikan? Salah satu perbedaan utama yang paling membatasi hubungan interpersonal adalah apa yang di dunia psikologi disebut sebagai temperamen. Oleh karena itu, melalui artikel ini, mari kita bahas tipe-tipe temperamen yang dimiliki manusia. Dengan memahami hal ini, harapannya kita dapat lebih memahami temperamen yang kita miliki serta keragaman yang ada di sekitar kita. Pada akhirnya, kita dapat menyesuaikan diri lebih baik dengan orang-orang yang kita temui setiap hari.

Temperamen adalah kombinasi dari sejumlah unsur kepribadian seperti kebiasaan komunikasi, pola tindakan, sikap, nilai-nilai, dan bakat. Temperamen juga dapat menunjukkan kebutuhan pribadi, potensi kontribusi individu di tempat kerja, dan perannya di lingkungan sehari-hari.

Menurut Dr. David Keirsey, terdapat 4 temperamen dasar pada manusia. Ke empat temperamen tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak ada satu temperamen yang lebih baik dari yang lain. Perbedaan temperamen hanya menunjukkan perbedaan individual, tidak menunjukkan bahwa individu yang satu lebih unggul dari yang lain.

Berikut adalah gambaran 4 Jenis temperamen dasar tersebut:

GUARDIAN

  • Lebih senang membicarakan hal-hal yang konkret. Lebih menyukai pembahasan berkaitan dengan sesuatu yang secara nyata memang ada di sekitar mereka. Alur pembicaraan tampak teratur, hanya akan berpindah topik jika hal itu memang berkaitan dengan apa yang dibicarakan sebelumnya.

  • Norma dan peraturan yang berlaku memiliki peranan penting, sehingga beranggapan selayaknyalah hidup dijalani dengan sikap kooperatif, patuh, taat, dan konform terhadap norma dan peraturan tersebut.

  • Mempercayai sosok otoritas, sehingga sering kali bertindak sebagai “garis” yang memastikan bahwa orang lain dan lingkungan mereka menjalankan norma dan peraturan sebagaimana mestinya.

IDEALIST

  • Lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata abstrak dan perumpamaan. Lebih senang berbicara mengenai hal-hal yang tidak secara nyata dapat diamati, tetapi hanya dapat dibayangkan. Percaya bahwa dunia memuat banyak kemungkinan yang menunggu diwujudkan, dunia memuat banyak makna yang perlu dimengerti.

  • Biasanya memiliki intuisi yang tajam. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengerti perasaan serta pemikiran orang lain dan menarik hal-hal di luar sesuatu yang konkret. Biasanya peka terhadap simbol-simbol, tanda, atau “benang merah” antara satu hal dengan hal yang lain. Pada saat berkomunikasi, akan dengan mudah memindahkan satu topik pembicaraan ke topik lainnya

  • Sensitif terhadap perasaan orang. Kepedulian individu Idealist terhadap orang lain merupakan salah satu bentuk dari sikap altruistik (sikap suka menolong) yang mereka miliki. Karena mereka biasanya dapat memahami keadaan dan perasaan orang lain, mereka pun dapat membantu orang tersebut untuk mengatasi keadaan dan perasaan yang dialami.

ARTISAN

  • Cenderung menggunakan kata-kata yang konkret ketika berbicara atau menyampaikan pesan. Mereka biasanya berbicara mengenai sesuatu yang sedang terjadi saat itu juga dan tidak terlalu menyukai pembicaraan tentang sesuatu yang tidak tampak atau tidak nyata. Lebih mengutamakan cara-cara yang dipandang akan memberikan hasil dan bisa dikerjakan segera.

  • Tertarik terhadap apa yang terjadi di sini dan saat ini sehingga berusaha menikmati apa yang dimiliki sekarang. Akan berusaha mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, terutama secara fisik. Kesenangan akan menimbulkan semangat. Seringkali mencari hal-hal yang menimbulkan stimulasi. Mudah merasa bosan.

  • Umumnya peka terhadap harmonisasi seperti kesesuaian warna-warna, kesesuaian alat musik tertentu untuk memunculkan keindahan sebuah lagu, dan sebagainya. Memiliki kepekaan untuk saling menyesuaikan berbagai unsur dari sesuatu untuk mendapatkan hasil yang paling indah/bagus. Jika perlu, mencari variasi cara/tindakan di luar yang biasa agar tujuan tercapai dan tidak membosankan.

RATIONAL

  • Senang berbicara dengan menggunakan bahasa yang abstrak. Lebih senang membahas mengenai apa yang ada di dalam benak mereka, dibandingkan apa yang mereka amati. Lebih berorientasi pada hal-hal yang logis. Individu ini cenderung berpikir secara deduktif, yaitu berpikir mengenai sesuatu hal yang sifatnya umum lalu menarik kesimpulan tentang hal-hal yang lebih khusus berdasarkan hal umum tersebut.

  • Percaya bahwa tidak ada suatu hal pun yang benar-benar tepat karena kemungkinan terjadinya kesalahan itu selalu ada. Oleh karena itulah, mempertanyakan suatu hal secara berulang menjadi sesuatu yang wajar dilakukan, sampai akhirnya menemukan tindakan pencegahan agar kesalahan itu tidak terjadi, atau justru menemukan solusi untuk mengatasi kesalahan itu.

  • Cenderung pragmatis dalam melihat sesuatu. Sesuatu akan memiliki nilai lebih jika dapat memberikan hasil yang maksimal namun dengan usaha yang minimal. Berusaha untuk tidak mengekspresikan perasaan dan menekannya dalam-dalam agar tidak mengganggu proses logika. Dampaknya, tidak jarang dianggap sebagai individu yang dingin dan tidak berperasaan, padahal sesungguhnya mereka hanya berusaha untuk rasional.

Melihat perbedaan yang ada pada keempat tipe temperamen di atas, jangan lantas anda mengkotak-kotakkan setiap individu yang anda temui. Memang setiap individu berbeda, namun antara satu individu dengan individu lain masih dapat berinteraksi beriringan. Keempat tipe individu tersebut di atas, (Guardian, Idealist, Artisan, dan Rational) bisa saling bersinergi. Mereka bisa saling mengisi kelemahan orang lain dengan menyumbangkan kelebihan yang mereka miliki.

Setelah mengenali keempat tipe temperamen, langkah pertama adalah menentukan apakah tipe temperamen yang anda miliki? Kemudian tentukan tipe temperamen orang-orang yang terlibat dalam keseharian anda. Terakhir, lihat apa yang bisa anda kontribusikan kepada tipe temperamen lain, dan ajak orang lain juga berkontribusi sesuai tipe temperamennya. Mudah bukan? Sekarang anda sudah bisa selangkah lebih maju. Tidak hanya anda telah mengetahui tipe-tipe individu yang ada, anda juga sudah bisa menjadikan perbedaan individu sebagai alat untuk bekerja bersama menghasilkan yang lebih baik.

(Nur Rachmawati Lubis, S. Psi)