Ketika berhadapan dengan
orang lain, terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, anda akan
merasa cocok dengan orang yang anda hadapi dimana anda merasa memiliki
kemiripan sifat dengan orang tersebut. Kedua, anda justru merasa sama sekali
tidak cocok dengan orang yang anda hadapi, dimana orang tersebut memiliki
perilaku, kebiasaan, dan sifat yang 100% berbeda dari anda.
Kira-kira, mengapa hal
ini terjadi? Ya, benar sekali. Karena kita semua berbeda. Apa yang berbeda?
Penampilan? Suku? Tingkat penidikan? Salah satu perbedaan utama yang paling
membatasi hubungan interpersonal adalah apa yang di dunia psikologi disebut
sebagai temperamen. Oleh karena itu, melalui artikel ini, mari kita bahas
tipe-tipe temperamen yang dimiliki manusia. Dengan memahami hal ini, harapannya
kita dapat lebih memahami temperamen yang kita miliki serta keragaman yang ada
di sekitar kita. Pada akhirnya, kita dapat menyesuaikan diri lebih baik dengan
orang-orang yang kita temui setiap hari.
Temperamen adalah
kombinasi dari sejumlah unsur kepribadian seperti kebiasaan komunikasi, pola
tindakan, sikap, nilai-nilai, dan bakat. Temperamen juga dapat menunjukkan
kebutuhan pribadi, potensi kontribusi individu di tempat kerja, dan perannya di
lingkungan sehari-hari.
Menurut Dr. David
Keirsey, terdapat 4 temperamen dasar pada manusia. Ke empat temperamen tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak ada satu temperamen
yang lebih baik dari yang lain. Perbedaan temperamen hanya menunjukkan
perbedaan individual, tidak menunjukkan bahwa individu yang satu lebih unggul
dari yang lain.
Berikut adalah gambaran 4 Jenis temperamen dasar tersebut:
GUARDIAN
- Lebih senang membicarakan hal-hal yang konkret. Lebih menyukai pembahasan berkaitan dengan sesuatu yang secara nyata memang ada di sekitar mereka. Alur pembicaraan tampak teratur, hanya akan berpindah topik jika hal itu memang berkaitan dengan apa yang dibicarakan sebelumnya.
- Norma dan peraturan yang berlaku memiliki peranan penting, sehingga beranggapan selayaknyalah hidup dijalani dengan sikap kooperatif, patuh, taat, dan konform terhadap norma dan peraturan tersebut.
- Mempercayai sosok otoritas, sehingga sering kali bertindak sebagai “garis” yang memastikan bahwa orang lain dan lingkungan mereka menjalankan norma dan peraturan sebagaimana mestinya.
IDEALIST
- Lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata abstrak dan perumpamaan. Lebih senang berbicara mengenai hal-hal yang tidak secara nyata dapat diamati, tetapi hanya dapat dibayangkan. Percaya bahwa dunia memuat banyak kemungkinan yang menunggu diwujudkan, dunia memuat banyak makna yang perlu dimengerti.
- Biasanya memiliki intuisi yang tajam. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengerti perasaan serta pemikiran orang lain dan menarik hal-hal di luar sesuatu yang konkret. Biasanya peka terhadap simbol-simbol, tanda, atau “benang merah” antara satu hal dengan hal yang lain. Pada saat berkomunikasi, akan dengan mudah memindahkan satu topik pembicaraan ke topik lainnya
- Sensitif terhadap perasaan orang. Kepedulian individu Idealist terhadap orang lain merupakan salah satu bentuk dari sikap altruistik (sikap suka menolong) yang mereka miliki. Karena mereka biasanya dapat memahami keadaan dan perasaan orang lain, mereka pun dapat membantu orang tersebut untuk mengatasi keadaan dan perasaan yang dialami.
ARTISAN
- Cenderung menggunakan kata-kata yang konkret ketika berbicara atau menyampaikan pesan. Mereka biasanya berbicara mengenai sesuatu yang sedang terjadi saat itu juga dan tidak terlalu menyukai pembicaraan tentang sesuatu yang tidak tampak atau tidak nyata. Lebih mengutamakan cara-cara yang dipandang akan memberikan hasil dan bisa dikerjakan segera.
- Tertarik terhadap apa yang terjadi di sini dan saat ini sehingga berusaha menikmati apa yang dimiliki sekarang. Akan berusaha mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, terutama secara fisik. Kesenangan akan menimbulkan semangat. Seringkali mencari hal-hal yang menimbulkan stimulasi. Mudah merasa bosan.
- Umumnya peka terhadap harmonisasi seperti kesesuaian warna-warna, kesesuaian alat musik tertentu untuk memunculkan keindahan sebuah lagu, dan sebagainya. Memiliki kepekaan untuk saling menyesuaikan berbagai unsur dari sesuatu untuk mendapatkan hasil yang paling indah/bagus. Jika perlu, mencari variasi cara/tindakan di luar yang biasa agar tujuan tercapai dan tidak membosankan.
RATIONAL
- Senang berbicara dengan menggunakan bahasa yang abstrak. Lebih senang membahas mengenai apa yang ada di dalam benak mereka, dibandingkan apa yang mereka amati. Lebih berorientasi pada hal-hal yang logis. Individu ini cenderung berpikir secara deduktif, yaitu berpikir mengenai sesuatu hal yang sifatnya umum lalu menarik kesimpulan tentang hal-hal yang lebih khusus berdasarkan hal umum tersebut.
- Percaya bahwa tidak ada suatu hal pun yang benar-benar tepat karena kemungkinan terjadinya kesalahan itu selalu ada. Oleh karena itulah, mempertanyakan suatu hal secara berulang menjadi sesuatu yang wajar dilakukan, sampai akhirnya menemukan tindakan pencegahan agar kesalahan itu tidak terjadi, atau justru menemukan solusi untuk mengatasi kesalahan itu.
- Cenderung pragmatis dalam melihat sesuatu. Sesuatu akan memiliki nilai lebih jika dapat memberikan hasil yang maksimal namun dengan usaha yang minimal. Berusaha untuk tidak mengekspresikan perasaan dan menekannya dalam-dalam agar tidak mengganggu proses logika. Dampaknya, tidak jarang dianggap sebagai individu yang dingin dan tidak berperasaan, padahal sesungguhnya mereka hanya berusaha untuk rasional.
Melihat perbedaan yang ada pada keempat tipe temperamen di atas, jangan lantas anda mengkotak-kotakkan setiap individu yang anda temui. Memang setiap individu berbeda, namun antara satu individu dengan individu lain masih dapat berinteraksi beriringan. Keempat tipe individu tersebut di atas, (Guardian, Idealist, Artisan, dan Rational) bisa saling bersinergi. Mereka bisa saling mengisi kelemahan orang lain dengan menyumbangkan kelebihan yang mereka miliki.
Setelah mengenali
keempat tipe temperamen, langkah pertama adalah menentukan apakah tipe
temperamen yang anda miliki? Kemudian tentukan tipe temperamen orang-orang yang
terlibat dalam keseharian anda. Terakhir, lihat apa yang bisa anda
kontribusikan kepada tipe temperamen lain, dan ajak orang lain juga
berkontribusi sesuai tipe temperamennya. Mudah bukan? Sekarang anda sudah bisa
selangkah lebih maju. Tidak hanya anda telah mengetahui tipe-tipe individu yang
ada, anda juga sudah bisa menjadikan perbedaan individu sebagai alat untuk bekerja
bersama menghasilkan yang lebih baik.
(Nur Rachmawati Lubis, S. Psi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar