Ada tulisan menarik yang dikemukakan Bell (Teaching
and Learning Mathematics:97) berikut ini: “Understanding of theories about how people learn and the ability to
apply these theories in teaching mathematics are important prerequisites for
effective mathematics teaching.”
Apa yang dikemukakan Bell di atas menunjukkan kepada para
guru matematika bahwa pemahaman teori-teori tentang bagaimana para siswa
belajar dan bagaimana mengaplikasikan teori tersebut di kelas masing-masing
merupakan prasyarat terwujudnya pembelajaran matematika yang efektif. Salah
seorang di antara pakar psikologi yang menulis psikologi yang berkait langsung
dengan matematika adalah Skemp. Ia membedakan antara pemahaman relasional dan
pemahaman instrumental. Teori ini sangat penting bagi para guru matematika.
A. Pemahaman Relasional dan Instrumental
Dimisalkan ada seorang siswa yang dapat menyelesaikan
sebuah soal matematika. Apakah siswa tersebut sudah memiliki pemahaman
relasional ataukah hanya memiliki pemahaman instrumental?
Skemp menyatakan bahwa pemahaman instrumental sejatinya
belum termasuk pada kategori pemahaman, sedangkan pemahaman relasional memang
benar sudah termasuk pada kategori pemahaman. Sebagaimana dinyatakan sendiri
oleh Skemp dalam Mathematics in the Primary School : “ ... yang disebut dengan pemahaman
relasional dan pemahaman instrumental. Yang pertama (pemahaman relasional)
menurut saya dan mungkin juga menurut pembaca dapat diartikan memahami dua hal
secara bersama-sama, yaitu apa dan mengapanya. Pemahaman instrumental sampai
saat ini belum dimasukkan pada pemahaman secara keseluruhan. Pada masa-masa
lalu hal itu dijelaskan sebagai aturan tanpa alasan”.
Berdasar pada pendapat Skemp di atas, kemampuan siswa
dalam menyelesaikan sebuah soal matematika dapat dikategorikan sebagai
pemahaman relasional dan dapat juga dikategorikan sebagai pemahaman
instrumental dengan alasan berikut :
- Dapat dikategorikan sebagai pemahaman relasional jika si siswa di samping ia sudah dapat menentukan hasil namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa hasilnya adalah seperti itu. Contohnya, untuk soal integral tak tentu. Siswa harus dapat menjelaskan bahwa integral tak tentu suatu fungsi f(x)dx adalah menentukan suatu fungsi F(x) yang jika diturunkan hasilnya adalah f(x). Ia harus dapat meyakinkan orang lain dan dirinya sendiri bahwa hasil integral tersebut adalah benar.
- Dapat dikategorikan hanya sebagai pemahaman instrumental jika si siswa hanya dapat menentukan hasil namun ia tidak dapat menjelaskan mengapa hasilnya adalah seperti itu. Karenanya, kemampuan yang seperti ini oleh Skemp belum dikategorikan sebagai pemahaman. Sedangkan pemahaman relasional oleh Skemp sudah dikategorikan sebagai pemahaman.
B. Kelebihan dan Kekurangannya
Berkait dengan dua macam pemahaman di atas, pertanyaan
yang mungkin dapat diajukan sekarang adalah:
(1) Yang mana yang lebih baik untuk para siswa; pemahaman instrumental
ataukah relasional?
(2) Apa kelebihan ataupun kekurangan yang mungkin ada pada pembelajaran
yang lebih mengacu pada pemahaman instrumental dan pembelajaran yang lebih
mengacu pada pemahaman relasional?
Siswa yang memiliki pemahaman relasional memiliki fondasi
atau dasar yang lebih kokoh dalam pemahamannya tersebut. Jikalau siswa lupa
dengan rumus, maka ia masih punya peluang menyelesaikan soal dengan cara
coba-coba. Sebagai tambahan, siswa dapat mengecek kebenaran hasil yang ia
dapatkan dengan membalikkan rumus. Contoh, untuk soal integral dapat dicek
hasilnya benar atau salah dengan mendifferensialkan hasilnya.
Bagi siswa yang hanya memiliki pemahaman instrumental, ia
hanya bisa menghafalkan rumus dan tidak faham dengan konsep : integral adalah
anti differensial. Ketika ia lupa dengan rumus, maka ia tak punya peluang untuk
mencoba-coba. Jelaslah bahwa siswa yang memiliki pemahaman relasional akan
memiliki keuntungan bagi dirinya.
Berdasar pada penjelasan di atas, selama proses
pembelajaran di kelas, para guru matematika diharapkan dapat memfasilitasi
siswanya sedemikian sehingga para siswa memiliki pemahaman relasional. Ada dua
prinsip untuk matematika sekolah (principles
for school mathematics) yaitu: prinsip
pengajaran dan prinsip pembelajaran. Prinsip pengajaran menyatakan bahwa
pengajaran matematika yang efektif membutuhkan pemahaman terhadap pengetahuan
siswa dan membutuhkan proses belajar, dan setelah itu, menantang dan
membantunya agar dapat belajar dengan baik. Sedangkan prinsip pembelajaran
menyatakan bahwa siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif
membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah
dimilikinya.
Sumber :
Shadiq, Fadjar (2008), Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/ MGMP Matematika
”Psikologi Pembelajaran Matematika di SMA”, Yogyakarta : Depdiknas.
Nyimak bang, artikel lama nih
BalasHapusHmm
BalasHapuswah saya termasuki relasional nih
BalasHapus