Setiap kejadian kecil pun ada hikmahnya …




Senin, 16 November 2009

DaWAi, inspiring nasyid

Give thanks to Allah
For the moon and the stars
Prays in all day full
What is and what was

Take hold of your iman
Don’t givin to shaithan
Oh you who believe
Please give thanks to Allah

Allahu Ghafur Allahu Rahim
Allahu yuhibbul Muhsinin
Huwa Kholiquna huwa Roziquna
Wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir

Allah is Ghafur, Allah is Rahim
Allah is the one who loved the Muhsinin
He is a creator, he is a sistainer
And he is the one who has power over all


Itulah kira2 bunyi lirik nasyid ‘Give Thanks to Allah’-nya Zain Bikha yang menjadi lagu wajib dalam Lomba Nasyid Akhwat se-Jogja. Diselenggarakan oleh KMFM UGM tgl 14 Nov ’09 di Gedung A2 FMIPA UGM dalam rangka memeriahkan Muslimah Fair 2009. Memperebutkan tropi dari Gubernur Jogja, tropi Depag dan tropi dari Rektor UGM. Dengan mendatangkan juri dari kalangan ANN (Mba Ome) dan dari personil tim nasyid ‘Tiara’ (Mba Candy). Rencananya, para tim yang jadi peserta lomba ini akan dimasukkan ke dalam ANN dan bakal ada pembinaan yang lebih intensif dari ahlinya. Jadi selain unjuk kebolehan, peserta juga bakal dapat ‘tiket masuk’ ANN.

Publikasi lomba banyak yang disebarkan via sms ke beberapa akhwat. Bagi kalangan munsyidah, hal ini dicari2 banget. Setelah lama menanti dan hanya bisa berkutat di daerah sendiri, akhirnya bisa juga unjuk kebolehan di depan umum (maksudnya, di hadapan khalayak akhwat lainnya…). Bisa melihat tim nasyid lain plus dapat hiburan. Cuma mbayar pendaftaran 20.000 rupiah, dapat banyak hal berharga termasuk saudara n pengalaman.

Dari UNY sendiri, ada 2 tim nasyid akhwat yang cukup eksis yang mengikuti lomba. ‘Az Zahro’ dan ‘DaWAi’. Padahal salah satu personil Az Zahro adalah pelatihnya Dawai. Hehe, murid lawan guru gitu. Gak masalah kan, jadi rival sehari… Belum tentu juga guru yang menang. Tiap tim kan punya karakter dan gaya masing-masing. So, Pe-De aja lagi.

Persiapan lomba bisa dibilang cukup singkat, hanya memakan waktu 5 hari. Dari latihan di sela2 kesibukan. Menyiapkan vocal, iringan, koreografi, kostum, dan sebagainya. Sempat timbul sedikit masalah, tapi yang namanya hidup kan gudangnya masalah. So, hadapi aja dengan kepala dingin dan selesaikan dengan baik. Gak usah diambil pusing, rebut, apalagi sampai membatalkan lomba. ‘Tul gak ?

Pas hari H, beberapa tim udah datang dari jam 7 untuk registrasi ulang dan mengambil nomor urut peserta. Rencana mau dimulai jam 8 tapi ternyata MC-nya baru cuap2 jam 9. Di Indonesia banyak pohon karet, apakah itu sebabnya masyarakatnya jadi suka ngaret ??? Wallahu ‘alam.
Setelah dibuka dengan salam, tilawah dan sambutan2 (biasa formalitas gitu…) akhirnya tibalah saat unjuk gigi tsb.

Az Zahro kebagian jatah urutan ke-4, setelah sebelumnya diloby untuk mundur dikit  dari urutan 3 karena ada peserta yang bocking minta urutan pertama. Ada kepentingan mendesak, katanya. Saat maju ke depan, Dawai yang notabene adalah adik angkatannya Az Zahro memberikan support yang bener2 meriah. Maklum, sedang berada di kawasan orang. Jadi rasa kebersamaan bisa dibilang tinggi. Jadi terharu, hiks2…
(give thanks to Dawai………)

Dipoles dengan gaya ‘rap’, Az Zahro pun menampilkan Give Thanks to Allah-nya. Kemudian alunan music Sunda pun mengalir mengiringi “Pematang”-nya Gradasi sebagai lagu pilihan. Agak nervous sih, katanya. Padahal udah ‘tua’, tapi belum pernah ikut lomba. Hehe, maklum aja yach.

Di urutan ke-5, ada Dawai yang menampilkan give Thanks to Allah dengan gaya paduan suara. Kedengaran biasa aja sih. Tapi pas bagian ‘mocopat’, para peserta dan juri jadi terkagum2 bahkan mengabadikan moment tsb di hp kamera mereka. Weleh2, belum apa2 udah  jadi artis duluan nih. Dilanjutkan dengan “Remaja Peduli”-nya EdCoustic yang merupakan cerminan karakter Dawai : kompak dan rame. Bener2 berekspresi, khas anak muda. Emang saya udah tua ya ???

Setelah nampil, beberapa personil ada yang pulang karena punya urusan masing2. Namanya juga aktivis ya, tapi hebat lho bisa sempet2nya ber-nasyid. Sisanya tetep nonton peserta lain. Beberapa tim ada yang menambahkan alat music seperti gitar, keyboard, biola dan iringan dari laptop. Unik, karena rata2 gak nyambung antara suara sama ringannya. Mungkin karena kurang persiapan jadi belum match. Dan penampilan peserta berakhir pukul 12an.

Rencana awal, setelah nonton pengen langsung pulang. Ternyata, kata MC bakal ada pengumuman pemenang dan ada penampilan Mba Candy dengan tim ‘Tiara’-nya. Ya udah, daripada penasaran kan eman2. Mending nunggu aja toh bisa jalan2 keluar sebentar nyari udara segar.

Setengah jam kemudian, tibalah saat mendebarkan tsb. Sebelum mengumumkan, para juri yang awalnya kelihatan seram saat menilai ternyata narsis ‘n gaul juga, memberikan sedikit lomentar tentang penampilan para peserta, mulai dari seragam, sandal, suara, music, koreo dan lain2. Cukup bikin geli peserta sendiri, mengingat kekurangan masing2. Nah, saat mengumumkan pemenangnya, gak tau kenapa para peserta kompak hening dan berdoa dalam hati. Ya iyalah, namanya juga mengharap bisa menang.

Dan pemenangnya diurutkan dari no-3, yaitu tim ‘Syakira’ yang kelihatan wah dengan kostumnya. Juara 2 adalah dari tim ‘Narisda’ dari SMA berapa….. gitu di Jogja (lupa dari mana ‘n emang untuk domisili Jogja). Nah, tambah tegang saat nunggu untuk Juara 1. Dan pemenangnya diraih oleh……………………………..

“ D a W A I ”

Alhamdulillah wa syukurillah…..
Nasyid dari UNY gak sia2 datang ke saudara tuanya, dapet juga tuh juara. Setelah berpelukan saking terharunya, salah satu personil mewakili tim berdiri di depan untuk diperkenalkan ke peserta lainnya. Oh……… ini toh juaranya, gitu mikir mereka kali ya. Selamat buat ‘Dawai’, terbukti kan murid bisa lebih baik dari guru. Hehe…
Untuk pengambilan hadiah, Dawai diminta untuk hadir saat Seminar Kemuslimahan Nasional yang akan diadakan KMFM UGM tgl 21 Nov ’09. Dan juga diminta untuk tampil menghibur peserta seminar. Hweleh2, udah menang, dapet jura, dapet tenar-nya juga ya.

Yups, ternyata nasyid akhwat juga gak kalah hebat ma nasyid ikhwan.
Bahkan rencana, ANN bakal menggarap dengan serius untuk pembinaan para munsyidah ini.
Jadi, jangan mau kalah ma ikhwan (lho..???)
Tetep semangat menyalurkan potensi dan hobi, yang penting caranya benar dan buat dakwah…
Senang dapat, ridho Allah pun dapat.

Semoga Dawai bisa menginspirasi akhwat2 lain yang mungkin punya keinginan bernasyid tapi belum punya kesempatan dsb.