1.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai belajar : SADARI
KELEMAHANMU !
Jika kita benar-benar mengoreksi diri secara objektif,
sesungguhnya masih banyak hal-hal yang tidak kita ketahui. Bahkan yang telah
kita ketahui pun masih belum benar-benar kita kuasai, pahami dan amalkan dengan
baik. Menyadari kelemahan-kelemahan kita dapat membantu diri kita sendiri agar
merendah hati sehingga mau membuka fikiran dan hati seluas-luasnya untuk
menerima ilmu, mengosongkan ‘wadah’ kita untuk diisi hal-hal baru lagi. Semakin
kesadaran ini membesar secara proporsional, kehausan akan ilmu semakin besar.
2.
Ingatlah perasaan saat mengalami kegagalan
Jika kita pernah mengalami kegagalan, jangan kemudian
menyerah dan mengasihani diri. Fakta bahwa kita gagal tidak dapat diubah, tapi
kita memiliki kemampuan itu mengubah nasib. Jadikan rasa marah, sedih, bersalah dan menyesal itu sebagai cambuk untuk terus
berjuang. Trauma akibat kegagalan harus dikelola secara aktif dan positif
dengan menjadikannya motivasi untuk mencapai keberhasilan : tidak mengulangi
kesalahan yang sama agar terhindar dari kegagalan yang sama atau bahkan lebih.
Anggap kegagalan itu sebagai ‘kaca spion’ untuk pengingat kita jika malas dan
keinginan menyerah mulai melanda.
3.
Terus pacu diri dan jangan berhenti sampai menabrak ‘dinding’
Belajar yang baik dimulai dengan sedikit-sedikit dan mudah tetapi
rutin. Rutinitas akan membantu tubuh dan fikiran terbiasa dan akhirnya belajar
adalah sebuah kebiasaan bahkan kecintaan. Kemudian secara bertahap, mulai
menambahkan materi yang sedikit berat dan tambahkan pula waktunya. Terus
begitu, tingkat kesulitan dan lama belajar semakin ditingkatkan. Jangan malas !
Jangan berhenti sampai batas maksimalmu ! (ingat poin 1 dan 2)
4.
Pilihlah hal yang lebih penting untuk hidupmu !
Hidup tidaklah mudah, karena itu janganlah menyulitkan diri
sendiri dengan hal-hal tak penting atau hal-hal berat yang tak bisa kita
hadapi. Banyak sekali masalah yang sering mengganggu proses belajar kita,
dimulai dari keluarga, persahabatan, lingkungan tetangga, sekolah atau kantor.
Sering kita terlalu dipusingkan dengan hal-hal tersebut yang berakibat mengendurnya
motivasi belajar, bahkan akhirnya kita menyerah. Ingatlah ! Sebenarnya hambatan
terbesar kita adalah pada diri sendiri (rasa malas, keras kepala, cemburu,
rendah diri, keinginan untuk hura-hura dan bersantai, disorientasi, dan
sebagainya). Bersusah-susahlah dahulu, manisnya hidup akan lebih terasa setelah
semua kerja keras dibayar dengan hasil yang memuaskan. Fokus pada tujuan dan
proses belajar kita !
5.
Syukuri kesempatan belajar yang kita punya
Jika
kita sampai detik ini masih juga malas, tidak sadar dengan kelemahan yang ada,
tidak juga belajar dari kesalahan, dan masih sibuk dengan hal-hal tak penting,
itu artinya kita tidak BERSYUKUR ! Tidak bersyukur karena telah diciptakan
dengan akal yang dengan itu kita dimuliakan dari makhluk lain. Apa gunanya akal
jika tidak dipakai untuk belajar dan berfikir ?! Bersyukurlah karena mendapat kesempatan
untuk belajar ! Banyak orang tak beruntung di sekitar kita, dengan belajar
suatu saat kita bisa menolong mereka !