Setiap kejadian kecil pun ada hikmahnya …




Minggu, 26 Juli 2009

Wheels on Heels

Sebenarnya ini film jadul dan berdasarkan kisah nyata. Awalnya terkesan serius dan pastinya mbosenin. Eh ternyata keliru, sodara2 !! Karna ternyata ni film menginspirasi banget en sebenarnya cukup menohok saya yang seorang muslim. Gimana enggak? Film ini bercerita tentang seorang pemuda yang namanya saya udah lupa karna terlalu asyik menekuri teguran yang dikandungnya. Ia seorang Kristiani yang taat yang kemudian diutus menyebarkan agama Kristen ke sebuah pulau kecil bernama Tonga dengan penduduknya yang berkulit hitam.

Sebagaimana orang asing pada umumnya, ia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Karna tidak ada seorang pun yang faham bahasa Inggris kecuali pemuda yang menjadi pemandunya, yang juga penduduk asli Tonga. Sebenarnya di Tonga juga ada seorang pastur tua, tapi mereka sepertinya tidak bisa bekerjasama karna pastur tersebut sangat angkuh. Ia menganggap anak muda itu hanya akan menyaingi kewibawaannya. (penyakit senior neh...). Awalnya ia mengalami kesusahan dan tidak ada seorang penduduk pun yang mau mengikuti ajarannya. Tapi, ia berusaha keras untuk beradaptasi dengan masyarakat. Akhirnya ia fasih berbahasa Tonga dan bisa membabtis 2 orang.

Tapi, yang namanya hidup gak ada yang jalannya mulus. Masalah selalu saja menghampiri. Mulai dari telapak kakinya yang digigit ular merah, dipaksa menikahi putri kepala suku, ada penduduk yang sakit parah kemudian meninggal, datangnya bajak laut yang mengambil gadis2 pulau untuk dijadikan ’pelayan’ mereka, bahkan badai besar yang menghancurkan seluruh isi pulau. Masih banyak lagi bencana yang datang dan semua itu merupakan ujian bagi keteguhannya untuk tetap menyiarkan agamanya.

Di sini saya mau sedikit mengupas pelajaran yang bisa diambil dari film tersebut :

  1. Jika seorang kristiani saja mau dan mampu mensyiarkan agamanya di tempat terpencil seperti Tonga, seharusnya kita yang notabene seorang muslim dan mempunyai tugas sebagai seorang da’i pun mampu melakukan yang lebih.

  1. Seorang da’i yang diutus ke tempat terpencil haruslah mempunyai beberapa skill tambahan yang bisa dimanfaatkan di masyarakat umum. Contohnya : menguasai beberapa bahasa atau minimal punya kemauan yang keras untuk mempelajari bahasa baru, sedikit2 faham ilmu pertanian, pengobatan, elektronik atau mesin. Bisa berenang atau punya ilmu bela diri.


  1. Seorang da’i haruslah bermental baja, punya loyalitas yang tinggi, pantang menyerah, tidak sombong dan yang terpenting ruhiyah yang matang.

  1. Punya partner kerja atau dalam bahasa lain bekerja secara tim (jamaah), sehingga beban yang dihadapi bisa dibagi bersama. Ukhuwah yang terbangun pun akan memberi kekuatan tersendiri bagi seorang da’i.

  1. Orang-orang yang tinggal di pedalaman umumnya sangat kuat dan mampu bertahan hidup lebih lama karena mereka terbiasa hidup susah dan serba kekurangan.

  1. Hal paling penting dan lebih indah dari segala yang ada di dunia ini adalah keimanan.

Yup, lebih jelasnya nonton sendiri aja yach... Dijamin menginspirasi...
Sebagai seorang muslim dan da’i, apa yang sudah kita lakukan untuk Dien Islam ini???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar