Setiap kejadian kecil pun ada hikmahnya …




Minggu, 31 Januari 2010

" Hobi kok membaca ? "


Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Apa hobi anda ?
Sebuah pertanyaan yang jawabannya bermacam-macam dengan sudut pandang manusia yang beragam. Ada yang menjawab : berkuda, renang, memancing atau memasak. Akan tetapi, alangkah mengherankan bila ada yang berkata : ‘hobi saya adalah membaca’. Padahal membaca adalah kebutuhan primer dan bukanlah hobi. Sama halnya seperti bernafas, makan, atau tidur. Karena tanpa hal-hal tersebut kehidupan ini tidak akan berjalan. Faktanya adalah wahyu pertama yang diterima Rasulullah saw.

Kendati Beliau adalah nabi yang ummi, namun justru malaikat Jibril meminta beliau untuk membaca sebelum memberitahukan bahwa beliau adalah utusan Allah. Yang menarik adalah dari sekian banyak kata dalam Al Qur’an ( ada 77.000 kata ) justru yang dipilih Allah adalah kata ‘Bacalah!’. Dari sekian banyak perintah ( shalat, berinfak atau berjihad ) justru perintah awalnya adalah membaca! Apakah wajar bila dikatakan bahwa perintah pertama yang turun dari langit berbicara mengenai sebuah hobi yang disukai sebagian orang dan dibenci sebagian lainnya ? Bukankah ini menunjukkan keharusan membaca ?

Ayat-ayat pada surat Al Alaq  diawali dengan nama Allah dan semenjak awal telah mengarahkan Rasulullah untuk membaca dengan nama Allah. Kemudian ayat-ayat ini menjelaskan tentang hakikat pengajaran yaitu pengajaran oleh Tuhan kepada manusia dengan media pena. Allah mengajarkan nilai pena dan mengisyaratkannya pada detik pertama turunnya risalah mulia tersebut. Meskipun pengaruhnya baru dirasakan setelah bertahun-tahun setelahnya. Betapa nikmat pena itu sangat bermanfaat. Tanpanya, ilmu pengetahuan tak dapat dibukukan, hikmah tak dapat dicatat, sejarah tak dapat diabadikan, kitab Allah tak dapat terpelihara baik, agama tak bisa berdiri tegak dan kehidupan tak berjalan. Selain itu, ayat-ayat ini berbicara mengenai sumber belajar yang hakiki, Allah swt. Dari Dia-lah manusia belajar sesuatu yang belum diketahuinya. Dari Dia-lah pengajaran dan pengetahuan. Maha Suci Allah yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan kepada terangnya ilmu pengetahuan.

Oleh karena, sudah sepantasnya membaca adalah jalan hidup. Karena kehidupan orang-orang shalih, para inovator dan pencetak kehidupan tidak bisa berjalan lurus tanpa membaca. Dan membaca yang menjadi jalan hidup adalah membaca yang membangun dan tidak meruntuhkan, yang memperbaiki dan tidak merusak, yang diridhoi Allah dan dimulai dengan menyebut nama Allah untuk meminta pertolongan pada-Nya dan tidak menyombongkan apa yang dibacanya terhadap sesama hamba Allah.

Sumber :
Be a Genius Teacher ( Mendidik dengan Kreatif ) seri 1 karya Abdullah Muhammad Abdul Muthi
Cetakan pertama / Juni 2008. Terbitan Pustaka Elba, Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar