Beliau lahir tanggal 4 Mei 1957 di Teluk Sialang, sebuah
desa kecil di ujung timur Provinsi Jambi. Putra kedua dari keluarga petani,
lahir dalam kondisi miskin. Tapi beliau tidak pernah berhenti bermimpi,
pendidikan harus tetap diperoleh seberat apapun perjuangannya. Dan itulah yang
selalu ditanamkannya kepada anak-anaknya hingga akhir usianya : ”raihlah
pendidikan setinggi-tingginya, jangan fikirkan tentang biaya”.
Beliau mungkin tidak terkenal dan memang tidak perlu
menjadi terkenal untuk selalu dikenang oleh orang-orang tercinta. Karena beliau
adalah ayah teladan bagiku, putrinya.
Tulisan ini hanya sebagai pengobat rindu karena sebentar lagi hari miladnya
(seandainya beliau masih hidup). Sekaligus pengingat bagiku, bahwa aku harus
meraih pendidikan setinggi-tingginya, meneruskan cita-cita ayahanda.
”Lukisan Rindu”
Ingin kulukis
bayang-bayang sempurna dari raut
wajahnya
yang penuh gurat cinta
Biar kugores
lembar kenangan oleh tinta kasihnya
yang tak dipudar masa
Kan kuwarnai
kanvas hatiku dengan belai sayangnya
yang lembut bersahaja
Karna aku rindu,
pada sapuan kuas
citanya
yang tak pernah
kering,
pada potret jiwanya
yang sungguh
bening,
memesona,
menyentak gelora
rasa,
meski terpisah dunia,
meski tak lagi
nyata,
karna dirinya tlah
tiada...
menghadap-Nya
dengan hati ridha.
Allah....
izinkan ku tulis doa
untuknya, ayahku tercinta
sampaikan padanya, selamanya
lukisan cintanya kan kubawa
hingga batas usia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar